KESEJAHTERAAN MELALUI NILAI ISLAM DALAM KEHIDUPAN

Oleh: Krisnanda

A. Pendahuluan

Ilmu ekonomi (economics) dapat menjadi media dalam memahami dan meng   analisis keadaan yang di hadapi, terkhusus terkait dengan masalah sosial ekonomi. Maka dari itu, studi ekonomi merupakan ilmu yang berkaitan tentang kesejahteraan, baik kesejahteraan individu ataupun bangsa. Namun, bagaimana Ilmu ekonomi itu dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan kita?.

Sebaliknya, Islam menghormati kebebasan suatu individu tanpa merusak

kepentingan bersama dari masyarakat. Islam memposisikan perorangan dan hak masyarakat secara seimbang (adil). Islam juga mengombinasikan asek-aspek yang menguntungkan dari paham komunisme dan kapitalisme. Hal ini berarti bahwa, Islam memiliki nilai yang dapat disumbangkan dalam kehidupan ekonomi masyarakat.

Baca Juga: KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM

B. Ekonomi Konvensional

Para ahli ekonomi neo klasik memberikan sebuah pengertian lain, yaitu inti kegiatan ekonomi itu adalah aspek pilihan dalam penggunaan sumber daya yang langka. Sehingga ekonom neo klasik mendefinisikan:

Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumberdaya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai komoditi untuk menyalurkannya-baik saat ini maupun di masa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.

Dari definisi ini dapat diartikan bahwa segala perilaku manusia mengandung konsekuensi. Ia dituntut untuk memilih suatu dari berbagai pilihan yang ia hadapi. Walaupun pada akhirnya pilihannya bukan yang terbaik untuk dirinya, tetapi usahanya untuk memilih merupakan bagian usaha yang harus dilakukan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Maka dari itu lah, ekonomi dalam definisi ini dianggap mempengaruhi sikap manusia untuk lebih memperhatikan kepentingan pribadi dari pada sesamanya.

Memilih tidak lepas dari kepentingan si memilih. Dengan konsep ini orang bisa saja bertahan pada anggapan individu, sampai akhirnya orang mendefinisikan ekonomi adalah upaya manusia untuk memenuhi pilihan kebutuhan yang tidak terbatas dan pilihan sumberdaya yang terbatas.

Manusia memaksimalkan manfaat sumber daya yang ada, guna memenuhi kebutuhannya. Jika hal ini menjadi pemaham bersama, maka manusia berbondong – bondong melakukan usaha yang lebih sistematik, efisien, dan efektif dalam rangka mengelola sumberdaya yang terbatas. Manusia yang tidak mempunyai sarana untuk mengelola sumberdaya yang ada akan kehilangan peluang untuk meningkatkan pendapatan. Jika tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, maka ia akan mencari jalan pintas dalam memenuhi kebutuhannya, misalnya dengan melakukan praktek ekonomi yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Nah, hal ini merupakan gambaran manusia yang telah memahami bahwa sumberdaya ini terbatas dan untuk mendapatkan harus dengan berebut, kalau tidak berebut ya tidak dapat.

C. Ekonomi Islam

S.M. Hasanuz Zaman memberikan definisi, “Islamic Economic is the knowledge and applications and rules of the syariah that prevent injustice in the requisition and disposal of material resources in order to provide satisfaction to human being and enable them to perform they obligation to Allah and the society.” Adapun Syed Nawab Heider Naqvi mendefinisikan, “Islamic economics is the representative Moslem`s behaviour in a typical moslem society.

Dari definisi tersebut, ada dua pernyataan penting, yaitu aspek sumberdaya yang langka dan beberapa alternatif pemanfaatannya. Kedua hal tersebut dijadikan sebagai pokok permasalahan bagi para ahli ekonomi masa lalu, sekarang, maupun masa yang akan datang. Bagaimana mengalokasi sumber daya yang langka dan memilih yang terbaik dari bebagai alternatif yang ada sedemikian rupa?.  Hasil yang terbaik dan yang paling memuaskan adalah pemanfaatan suberdaya yang langka dilakukan dengan optimal dan pemilihan alternatif yang tepat.

Baca Juga: Berdoalah, Cara Terbaik Agar Keinginan Tercapai

D. Nilai – nilai Islam dalam sistem Ekonomi

Ilmu ekonomi yang menganut nilai – nilai Islam disebut ekonomi Islam. Banyak asumsi masyarakat yang mengatakan bahwa sistem ekonomi Islam adalah Bank Islam, padahal sistem ekonomi Islam juga mencakup ekonomi makro, mikro, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, public finance, model pembangunan ekonomi dan instrumen – instrumennya.

Beberapa pakar ekonomi mengungkapkan bahwa  sistem ekonomi Oslam hanya diakomodasi dari sistem kapital dan sosialis, tetapi hal tersebut terbantahkan baik melalui pendekatan historis maupun faktual. Pada kenyataannya, terlepas dari beberapa kesamaan dengan sistem ekonomi lainnya, terdapat sistem ekonomi Islam memiliki karakteristik khusus. Sistem ekonomi Islam merupakan landasan bagi terbentuknya sistem yang berorientasi terhadap kesejahteraan masyarakat.

Sistem ekonomi Islam tidak terlepas dari seluruh ajaran Islam secara integral dan konprehensif. oleh karena itu, prinsip – prinsip dasar ekonomi Islam mengacu pada saripati ajaran Islam. Kesesuaian sistem tersebut dengan fitrah manusia tidak ditinggalkan. Keselarasan inilah menghindari terjadinya benturan – benturan dalam pengimplementasinya. Kebebasan berekonomi terkendali menjadi ciri dalam prinsip sistem ekonomi Islam. Kebebasan memiliki unsur produksi dalam menjalankan roda perekonomian merupakan bagian penting yang tidak diragukan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar, tidak adanya batasan pendapatan seseorang mendorongnya untuk aktif berkarya dengan segala potensi yang dimilikinya, kecendrungan manusia untuk terus – menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang yang terbatas dapat dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakat lainnya. Keseimbangan dan keadilan antara kepentingan individu dan kolektif inilah yang menjadi pendorong bagi bergeraknya roda perekonomian tanpa merusak sistem sosial yang ada. 

E. Hakikat Ekonomi Islam

Ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi konvensional.. dalam ekonomi Islam kebutuhan (need) terbatas dengan sumber daya yang tidak terbatas, yang tidak terbatas bukan kebutuhan tetapi keinginan (want). Sedangkan pengertian ekonomi menurut ekonomi konvensional menyatakan bahwa ekonmi sebagai ilmu yang mempelajari “kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas”. 

Dalam ekonom Islam kebutuhan manusia terbatas, karena pemenuhannya disesuaikan dengan kapasitas jasmani manusia, misalnya makan, minum, dan sebagainya. Kalau sudah merasa kenyang dengan tiga piring nasi dan sayuran dalam sehari, maka manusia tidak akan makan lagi, karena kalau makan lagi tidak memenuhi kapasitas perut. Contoh sederhana ini menunjukkan bahwa kebutuhan sebenarnya sangat terbatas. Sedangkan yang tidak terbatas adalah keinginan, karena keinginan merupakan wujud pemenuhan manusia yang dipengaruhi faktor dari luar dirinyav(preferensi), misalnya pengaruh keluarga dan lingkungan; promosi, iklan, sinetron, film, dan sebagainya.  

Ekonomi Islam juga merupakan ilmu yang dihasilkan dan sebuah upaya manusia untuk keluar dari persoalan ekonomi dengan cara yang sistematis, sehingga menimbulkan keyakinan akan kebenaran al-Qur`an dan al-Hadits. Tentunya manusia memerlukan kaidah – kaidah yang berlaku secara umum dan mendapat pengakuan secara umum dan dapat pengakuan secara umum untuk membuktikan ekonomi Islam juga sebagai ilmu pengetahuan. Maka ekonomi Islam bisa dipraktekan dalam tata pelaksanaannya pun dapat dipaksakan karena alasan ke-kemaslahatan manusia; misalnya memaksa membayar zakat bagi yang telah memenuhi nisab.

Kalau dicoba lebih jauh, membedakan antara ekonomi Islam dan konvensional secara tekstual akan mendorong untuk berpikir normatif – dikotomis. Hal ini akan menjebak perbedaan mengenai ekonomi Islam dalam dataran emosi keagamaan yang kurang menimbulkan ide yang konstruktif. Perbedaan ekonomi Islam dan ekonomi konvensional tidak pada sisi teknis penggunaan metologinya tetapi lebih menekankan pada perbedaan dasar dari cara berfikir tentang masalah manusia. Oleh karena itu, Bagi Sadr menyatakan bahwa perbedaan ekonomi Islam dengan ekonomi konvensional terletak filosofinya bukan sainsnya.

Baca Juga: KONSEP RASIONALITI DALAM EKONOMI KONVENSIONAL DAN ISLAMI

F. Penutup dan Kritik

Buku ini merupakan buku yang membahas tentang ilmu ekonomi pada umumnya saja. Namun, dalam buku ini juga membahas mengenai ekonomi Islam, sehingga ketika seorang membaca buku ini akan dapat membedakan mana ekonomi biasa (konvensional) dan mana ekonomi Islam. 

Secara keseluruhan, fokus pembahasan buku ini tentang pengantar ilmu ekonomi saja. Buku ini cukup baik untuk menambah literature bagi perguruan tinggi maupun bagi mahasiswa sebagai bacaan yang bermakna dalam mengenal ilmu ekonomi pada umumnya. Buku ini cukup tepat bagi pemula yang ingin tahu mengenai ekonomi konvensional maupun ekonomi Islam. Karena dengan buku ini, para pembaca mudah untuk memahami dan menemukan perbedaan antara kedua sistem ekonomi. Sehingga buku ini penting dibaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang ilmu ekonomi dan ekonomi Islam. Dengan membaca buku ini pembaca akan memahami konsep ilmu ekonomi dan juga akan melihat perbandingan antara ekonomi konvensional dan ekonomi Islam.

Baca Juga: SIAPKAN DIRI UNTUK RAMADHAN

G. Daftar Pustaka

Fatoni, Siti Nur. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi Dilengkapi Dasar-dasar Ekonomi Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sudarsono, Heri. 2007. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Yogyakarta: Ekonisia

Comments

Popular Posts