Berdoalah, Cara Terbaik Agar Keinginan Tercapai

 



وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam

kebenaran. (QS Al-Baqarah [2]: 186)

Allah itu Ada, Allah itu Kuasa, Allah itu Esa, dan Allah itu yang Mengabulkan Do`a. Huwa-Allahul-lazdi-laa-ilaha-illa-huwa Dialah Allah yang tiada Tuhan kecuali Dia. Ia senantiasa mengurusi, mengasihi, dan menyayangi tanpa lelah dan letih. Kalimat ini dirangkai dari sebuah al-Qur`an lembaran pertama yang kita kenal sebagai Assma`ul Husna. Sebuah kalimat yang memiliki kandungan besar bagi kita. 

Kemungkinan besar, saat ini banyak dari kita, tengah dianugrahi “nikmat” yang sangat luar biasa. Nikmat apakah itu? Tidak lain ialah “kantong kering” (kekurangan uang), yang secara tidak langsung memunculkan berbagai macam kenikmatan lain. Dalam kenikmatan ini, kebanyakan mahasiswa termotivasi untuk memanfaatkan segala waktunya untuk bisa menghasilkan uang. Namun, tak sedikit pula mahasiswa kesulitan untuk mendapatkan penghasilan yang mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga tidak sedikit pula para pelajar atau mahasiswa yang putus pendidikannya karena tak mampu untuk membayar biaya yang dibutuhkan. Apa lagi para mahasiswa yang menempuh pendidikan di luar daerah. Kebanyakan hidup bahagia, namun tidak sedikit pula yang hidup susah lan sengsara.

Mengapa disebut sebagai nikmat? bukankah itu sebuah masalah!. Dalam buku Aa Gym yang berjudul “Apa Adanya” dikatakan bahwa “masalah itu adalah salah satu jalan yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya agar bisa selalu mendekatkan diri kepadaNya, supaya kita mendapatkan kebahagiaan, kenikmatan, dan kebaikan dunia akhirat yang hakiki”. Hidup kita bukanlah seperti halnya memejamkan mata yang hanya satu warna gelap disana. Juga bukan pula seperti air yang tenang tanpa gelombang disana, namun hidup ini senantiasa bergerak, penung dengan rintangan dan tantangan kehidupan. Namun melalui hal inilah Allah henda menguji, mana hamba yang tetap pada fitrah kesucian dan mana yang tidak. Masalah dilihat dari sudut ini, akan menjadi nikmat bukan?

Dewasa ini, sungguh disayangkan, banyak di antara kita yang malah kebingungan harus berbuat apa dan putus asa ketika masalah melanda kita, ketika kita ditimpa masalah. Tak jarang, kita perlahan-lahan meninggalkan shalat dan ibadah lainnya karena luput dari memikirkan bagaimana terlepas dari masalah. Misalnya masalah kurang duit, kita tidak lagi mau berinfak dan bersedekah. Tak jarang malah demi menghibur diri dan ingin melupakan masalah, kita pun pergi ketempat yang berbau maksiat, mencuri, menipu, hingga menjual diri demi mendapatkan solusi untuk menyelasaikan masalah yang ada. Hingga akhirnya tidak menyelesaikan masalah, malah menambah masalah yang ada, kitapun hidup penuh dengan masalah yang semakin menghantarkan kita ke dalam penderitaan dan kepedihan dalam hidup.

Baca Juga: KONSEP DASAR EKONOMI ISLAM

Kemudian, apa yang harus kita lakukan ketika semua masalah menimpa? Apakah kita bisa bersembinyi dibalik kobaran api? apakah kita harus menjerumuskan diri pada pergaulan bebas yang menipu diri? ataukah berlari ke minuman haram yang sementara membuat kita melupakan semua masalah diri? atau malah bunuh diri dengan berharap masalah selesai setelah mati?

Tindakan ini sangat mungkin terlintas dalam benak kita, karena pada dasarnya manusia itu memang mudah untuk putus asa dan mudah pula untuk terjerumus kedalam jurang kehidupan. Suatu hal yang menyedihkan bila kita mengikuti fikiran-fikiran itu. Lebih menyedihkan lagi bila kita berputus asa pada rahmat ilahi yang akan meluruskan jalan diri ini ke jalan yang baik dan benar bagi diri.

Minta kepada Allah, yang Maha Memiliki

Sebuah tindakan yang bijak saat ditimpa masalah adalah dengan meminta kepada Allah yang Maha Memiliki. Ada seorang penulis yang menulis di sebuah buletin Al-Lu`Lu` Edisi 159/III/2014 yang kalimatnya mengatakan “Bila istri mulai mengutarakan keinginannya untuk punya barang-barang baru, saya hanya katakan. “Minta sama Allah. Suamimu ini terbatas, Istriku. Kalau sudah minta sama Allah nanti Allah akan bukakan lewat beribu pintu.” Dari kalimat di atas menunjukkan bahwa segala keinginan, kesulitan, dan keraguan mintalah pertolongan kepada Allah. Jangan meminta selain kepadaNya. Coba kita evaluasi kembali hubungan kita dengan Allah. Sudahkah kita meminta kepadaNya? atau malah kita dengan PDnya mengatakan, "aku bisa sendiri ngatasi masalah diri?"

Berdoalah

Apa itu berdoa? Apakah berdoa itu hanya sekedar ucapan seusai kita shalat? Mengucapkan penuh dengan kekhusyukan bahkan dengan air mata? Hanya itu saja kah?

Ketika saya bertanya pada salah seorang mahasiswa prodi Hukum Islam di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta “apa sih doa itu bagi dirimu?” ia menjawab “Doa adalah perangkat yang dipakai manusia membantunya melampaui batasnya; karena doa satu-satunya penghubung antara ia dengan Yang Maha Tak Terbatas (20/04/2014).” Dari pendapatnya kita mengambil kesimpulan bahwa doa adalah jalan yang menuntun kita untuk mengubah diri dan dekat kepada sang pencipta alam ini (Allah). Lewat deretan masalah dan musibah, Allah hendak membenarkan diri kita. Perubahan diri inilah bagian dari doa yang kita panjatkan. 

Ibn Atha`illah menuturkan dalam kitabnya yang terkenal yaitu Al-Hikam, “Bagaimana engkau mengingikan sesuatu yang luar biasa padahal engkau sendiri tak mengubah dirimu dari kebiasa-anmu? Kita banyak meminta dan banyak berharap kepada Allah, tetapi sibuknya meminta kadang membuat kita tak sempat menilai diri sendiri. Padahal, kalau kita minta dan berakibat kita mengubah diri, Allah akan memberikan apa yang kita minta karena sebetul doa itu adalah mengiring agar kita bisa mengubah diri kita. Jika kita tidak mau mengubah diri kita menjadi lebih baik, tentu ada yang salah dengan permintaan kita.

Dari ungkapan di atas kita mengambil kesimpulan bahwa mengubah diri adalah salah satu kekuatan dalam hal meminta pertolongan Allah. Doa pada dasarnya akan berdampak baik apabila kita sanggup untuk mengubah diri. Seperti halnya meminta untuk dimudahkan menjawab soal-soal ujian, tetapi kita tidak pernah semangat untuk masuk kuliah, malas belajar, bahkan datang kuliah hanya untuk mengisi presensi saja. Bukankah itu sama halnya seperti meminta pada rumput yang bergoyang?. Buat apa kita berdoa. Toh, doa kita sia-sia bukan?. Nah, ketika mengalami kehidupan yang semakin sulit, kuliah tidak mendapatkan nilai yang bagus, susah memahami pelajaran, rezeki yang sedikit, jelas ada yang salah dengan diri kita. Bukan karna Allah tidak mengabulkan permohonan para hambaNya. Tapi, kemungkinan karena hamba itu tidak mau membenahi dirinya untuk pantas mendapatkan pertolongan Allah. Mari kita berusaha perbaiki diri untuk memantaskan diri menerima pertolongan dari Ilahi.

Jangan Ragu untuk Berdoa

Allah Swt. benar-benar mengabbulkan doa setiap hamba-Nya sebagaimana termaktub dalam al-Quran Surah al-Baqarah ayat 186: “Dan apabila hamba-Ku bertanya padamu (Muhammad) tentang Aku, jawablah bahwa Aku sangat dekat, Aku akan mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada di dalam kebenaran.” Ayat ini secara tidak langsung dapat menimbulkan rasa “yakin” akan kemahabesaran Allah. Maka, selayaknya kita menghilangkan rasa was-was dan kekhawatiran. Bersama Allah adalah sebuah keyakinan yang mantap atas terjaga dan terjaminnya hidup ini.

Maka, marilah kita temukan apa yang kurang dari diri kita. Pikirkan apa yang mesti kita lakukan agar Allah berkenan mengabulkan do`a kita. Kita mungkin bisa mengumpamakan seperti halnya cerita seorang anak yang menginginkan untuk dibelikan sebuah sepeda, yang menurutnya sulit untuk ia dapatkan lantaran keterbatasan orang tuanya. Ia pun bermunajat kepada Allah, meminta pertolongan untuk dilapangkan rezeki orang tuanya. Hingga suatu ketika doanya pun di-ijabah oleh Allah Swt.

Ikhtitam

Setiap shalat kita selalu membaca surat al-Fatihah yang didalamnya terkandung doa, “Ihdinas Shitathal Mustaqim” (QS. Al-Fatihah [2]:6) yaitu yang diminta adalah hidayah Allah untuk ditunjjukkan arah jalan hidup yang benar. Hidayah yang menyelamatkan sampai menghadap Allah. Shirath yang berarti jalan atau cara mencapai sesuatu yang mencakup segala langkah hidup baik ketika berusaha memenuhi kebutuhannya atau ketika mendekatkan diri kepada Allah. Mustaqim berarti lurus dan benar, tidak membelok dan menyimpang, jalan yang menuntun kita dalam beribadah kepada Allah, jalan membina diri dan keluarga, jalan mencari rezeki halalan toyibah. Itu lah salah satu kandungan dari surat al-Fatihah yang kita baca saat sholat.

Hidup adalah anugrah. Semua permasalahan yang ada hendaknya kita jadikan sebuah teguran agar kita tidak jauh dan semakin jauh dari Allah. Hendaknya kita mampu menggerakkan hati dan batin untuk selalu berdoa kepadaNya. Tidak perlu ragu atau bimbang dengan kebesaran Allah. Marilah kita bina diri ini dalam mencari karuniaNya. Dengan do`a kita yakin akan diri ini dekat, selalu berada dalam lindungan dan pengawasanNya. Wallāhu a’lamu bi ash-shawāb.

Baca Juga: SIAPKAN DIRI UNTUK RAMADHAN

Oleh:

Krisnanda

Comments

Popular Posts