CARA IKHLAS DALAM SEGALA HAL


Oleh: Krisnanda

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt, pada malam ini kita masih diberi kesempatan berkumpul dan bertatap muka sambil saling mengingatkan, betapa besarnya nikmat-nikmat yang telah dianugrahkan Allah kepada hamba-hambaNya, tidak terkecuali kita yang hadir ditempat yang mulia ini.

Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad Saw, semoga kita mendapat syafaat beliau di hari akhir nanti. Amiiin ya Robbal `Alamiin.

Hadirin jama`ah yang berbahagia.

Sesungguhnya diciptakanNya kehidupan dunia ini adalah untuk menguji siapa diantara hambaNya yang paling banyak dan paling baik beramal. Beramal merupakan inti dari keberadaan manusia di dunia ini. Tanpa amal, manusia akan kehilangan fungsi dan peran utamanya dalam menegakkan kholifah. Sebagaimana Allah menegaskan tujuan keberadaan manusia dalam QS. Al-Mulk: 2:

ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ ٢ 

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Beramal, pada tahap implementasinya ternyata tidak cukup hanya beramal saja, karena memang Allah akan menyeleksi setiap amalan itu dari niatnya dan keikhlasannya. Tanpa ikhlas, amal seseorang akan sia – sia tidak berguna dan tidak dipandang sedikitpun oleh Allah Swt.

Imam al-Ghazali menuturkan: “Setiap manusia binasa kecuali orang yang berilmu. Orang yang berilmu akan binasa kecuali orang yang beramal (dengan ilmunya). Orang yang beramal juga binasa kecuali orang yang ikhlas (dalam amalnya). Namun orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati – hati dalam beramal”. Dalam hal ini, hanya orang – orang yang ikhlas beramal lah yang akan mendapat keutamaan dan keberkahan yang sangat besar. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. As-Shaffat : 40-43.

 إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ٤٠  أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ رِزۡقٞ مَّعۡلُومٞ ٤١ فَوَٰكِهُ وَهُم مُّكۡرَمُونَ ٤٢  فِي جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ ٤٣ 

“Tetapi hamba – hamba Allah yang dibersihkan (bekerja dengan ikhlas). Mereka  itu memperoleh reski yang tertentu, yaitu buah – buahan. Dan mereka adalah orang – orang yang dimuliakan di dalam syurga – syurga yang penuh kenikmatan.”

Jamaah yang berbahagia...

Ayat ini menjadi motifasi utama bagi kita dalam menjalankan tugas dan pekerjaan sehari – hari. Karena orang yang ikhlas lah nantinya yang akan meraih keberuntungan yang besar, yaitu syurganya Allah. Kemudian ayat ini juga merupakan salah satu diantara jaminan yang disediakan oleh Allah bagi orang – orang yang ikhlas, yaitu memperoleh rezeki tertentu dan dimuliahkan di dalam syurga yang penuh kenikmatan.

Dalam ayat lain, orang yang ikhlas juga mendapat jaminan yang akan terhindar dari godaan dan bujuk rayu syaitan. Hal ini digambarkan dalam firman Alloh QS.  Shad: 82:83.

 ٱرۡكُضۡ بِرِجۡلِكَۖ هَٰذَا مُغۡتَسَلُۢ بَارِدٞ وَشَرَابٞ ٤٢ وَوَهَبۡنَا لَهُۥٓ أَهۡلَهُۥ وَمِثۡلَهُم مَّعَهُمۡ رَحۡمَةٗ مِّنَّا وَذِكۡرَىٰ لِأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٤٣ 

(Allah berfirman): "Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran.”

Sesungguhnya benteng keikhlasan merupakan benteng yang paling kokoh yang tak tergoyahkan oleh apapun bentuk rayuan dan fitnah iblis dan sekutunya.

Menurut bahasa, dalam kata ikhlas terkandung beberapa makna; jernih, bersih, suci dari canpuran dan pencemaran baik berupa materi maupun nonmateri. Lawan dari ikhlas adalah nifak dan riya`. Rasulullah bersabda tentang sifat mulia dalam sabdanya:

“Barangsiapa yang tujuan utamanya meraih pahala akhirat, niscaya Allah akan menjadikan kekayaan dalam kalbunya, menghimpunkan baginya semua potensi yang dimilikinya, dan dunia akan datang sendiri kepadanya seraya mengejarnya. Sebaliknya, barang siapa yang tujuan utamanya meraih dunia, niscaya Allah akan menjadikan kemiskinannya berada di depan matanya, membuyarkan semua potensi yang dimilikinya, dan dunia tidak akan datang sendiri kepadanya kecuali menurut apa yang telah ditakdirkan untuknya”. (HR. Tirmidzi)

Dalam apapun keadaan, keikhlasan akan tetap menjadi modal bekal sekaligus amal sholeh. Karena semakin berat dan mulia sebuah tugas tentu akan semakin dibutuhkan keikhlasan yang lebih teruji. Keikhlasan merupakan salah satu dari dua pilar dan syarat diterimanya amal sholeh, bahkan ia yang paling utama, seperti yang dinyatakan oleh Abdulloh bin Al-Mubarak ketika menafsirkan ayat QS. Al-Mulk: 2

ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ ٢ 

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Tanpa keikhlasan, amal seseorang akan sia – sia dan tidak bernilai, untuk itu dengan ikhlas akan mencukupi amal yang sedikit. Agar ikhlas dapat terpelihara, tentu ada variable profesionalisme, kompetensi, itqan dan kesungguhan. Makal amal yang cendrung apa adanya, asal jadi, dan amal yang tidak konsisten bisa jadi karena tidak ikhlasnya kita dalam menjalankan tugas tersebut. Ini lah yang menjadi tantangan berat bagi kita. Ikhlas inilah yang akan memperkuat potensi spiritual kita.

Demikian yang dapat disampaikan, kurang lebih mohon maaf. Assalamu`alaikum, Wr. Wb.

Comments

Popular Posts