ANALISIS RASIO KEUANGAN



Oleh: Krisnanda

A.   Latar Belakang Masalah

Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan tren pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari bank itu sendiri atau merupakan karakteristik bank tersebut. Penelitian oleh Sutan Emir Hidayat dan Muhammad Abduh, menemukan bahwa LTA (Total Asset), LEQ (Equity), dan LOHE (Overhead Expenses),  bank size, financial market development dan market concentration merupakan faktor karakteristik bank yang mempengaruhi secara signifikan terhadap profitabilitas bank di Bahrain. 

B.   Pembahasan

1.   Konsep Analisis Rasio Keuangan

Suatu rasio mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya atau perbandingan anatar satu pos dengan pos lainnya. Rasio antara angka 20 dan 10 dapat dituliskan menjadi 2:1 atau 2. Meskipun rasio hanyalah merupakan hubungan matematik, akan tetapi penjabarannya dapat menjadi lebih kompleks.

Suatu rasio akan menjadi bermanfaat ,bila rasio tersebut memang memang memperlihatkan suatu hubungan yang mempunyai makna. Misalnya, rasio yang menggambarkan hubungan antara penjualan dan biaya pemasaran bermanfaat, karena hubungan ini memang mempunyai makna. Lain halnya rasio yang menunjukkan hubungan antara harga pokok penjualan dan surat berharga. Rasio ini tidak bermanfaat, karena hubungan tersebut tidak bermakna, artinya tidak ada hubungan antara harga pokok penjualan dengan surat berharga.

Rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan. Rasio ini merupakan alat analisis yang dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan gejala-gejala yang tampak dari suatu keadaan. Jika diterjemahkan secara tepat, rasio juga dapat menunjukkan area-area yang memerlukan penelitian dan penanganan yang lebih mendalam. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecendrungan yang tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri. Namun demikian, fungsi rasio sering kali disalah artikan dan akibatnya manfaatnya terlalu dibesar-besarkan.

Dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh perusahaan, analisis rasio ini bertujuan untuk menilai efektivitas keputusan yang telah diambil oleh perusahaan dalam rangka menjalankan aktivitas usahanya. Untuk dapat memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan, maka analisis laporan keuangan perlu diarahkan pada lima area analisis sebagai berikut:

1. Likuiditas, yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Solvabilitas (struktur modal), yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau mengukur tingkat proteksi kredito rjang kapanjang.

3. Return on investment, yang mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan.

4. Pemanfaatan aktiva, yang mengukur efisiensi dan efektivitas pemanfaatan setiap aktiva yang dimiliki perusahaan.

5. Kinerja operasi yang mengukur efisiensi operasi perusahaan

Dengandemikian, pembahasan rasio pada bab ini dilakukan sesuai dengan lima klasifikasi tersebut. Selainitu, dibahas pula satu kelompok rasio yang berhubungan dengan kebutuhan para investor.

2.          Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.

Rasio profitabilitas disebut juga dengan rasio efisiensi. Rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Selain itu, digunakan untuk mengaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. Ada perusahaan mengambil keuntungan cukup tinggi ada pula yang relatif cukup rendah.

Contoh Ilustrasi Analisis Laporan Keuangan untuk Rasio Profitabilitas

Description: F:\tugas ALK\Contoh Neraca Perusahaan Dagang.JPG

Description: F:\tugas ALK\Contoh Laporan Rugi Laba Perusahaan Dagang.JPG



Penjualan

673,640,000

Biaya Operasi

537,170,000

-

Laba Operasi

136,470,000

Biaya Bunga

3,600,000

-

132,870,000

Laba Sebelum Pajak Penghasilan

132,870,000

Beban Pajak Penghasilan 35%

46,504,500

-

Laba setelah pajak

86,365,500


Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas

Dalam kelompok rasio keuangan, profitabilitas memiliki jenis – jenis rasio yang terdiri dari, sebagai berikut:

1.   BEP (Basic Earning Power) atau Rentabilitas Ekonomi

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan. Untuk pengukuran ini, biasanya laba yang dihitung adalah sebelum bunga dan pajak. Aktiva perusahaan dalam hal ini adalah aktiva operasional yang dihitung secara rata – rata. Cara perhitungannya adalah:

BEP=laba operasi (sebelum bunga dan pajak)rata-rata aktiva ×100%

BEP=136,470,000946,682,000:2 ×100%

=0,288 %

2.    Return on Equity

Sering juga disebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Laba yang digunakan adalah laba setelah pajak. Sementara itu, modal sendiri dihitung secara rata – rata. Cara perhitungannya adalah:



ROE=laba setelah pajak rata-rata modal sendiri ×100%



ROE=86,365,500460,862,000+136,470,000 :2  ×100%

=



3.             Return on Invesment atau Return on Asset

Dua rasio tersebut adalah sama. Rasio ini menunjukan berapa banyak laba bersih setelah pajak dapat dihasilkan dari rata – rata keseluruhankekayaan yang dimiliki perusahaan. Cara perhitungannya adalah:



ROI=laba bersih setelah pajakrata-rata kekayaan ×100%

ROI=86,365,500946,682,000:2 ×100%

=



4.    Profit Margin

Rasio ini mengukur seberapa banyak keuntungan operasional bisa diperoleh dari setiap penjualan. Adapun profit margin 

a.           Gross Profit Margin ( Laba Kotor Terhadap Penjualan )

Laba kotor didefinisikan sebagai selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Bagi perusahaan dagang dan manufaktur, harga pokok penjualan ini biasanya jumlahnya besar, sehingga perubahan pada harga pokok ini akan banyak berpengaruh pada laba perusahaan.

Gross profit margin ini mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga jual, untuk menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan rasio ini, dapat dipelajari lebih rinci pada proporsi elemen biaya terhadap penjualn. Cara perhitungannya adalah:

GPM=Laba Kotor (penjualan-Harga Pokok PenjualanPenjualan ×100%



GPM=673,640,000-495,550,000673,640,000 ×100%

=

b.   Net Profit Margin ( Laba Bersih Terhadap Penjualan

Rasio ini mengukur rupiah dari laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Rasio ini memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai presentase dari penjualan.

Apabila gross profit margin mengukur efisiensi produksi dan penentuan harga, maka rasio net profit margin ini juga mengukur seluruh efisiensi, baik produksi, administrasi pemasara, pendapatan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Cara perhitungannya adalah:

NPM=Laba BersihPenjualan ×100%



NPM=86,365,500673,640,000 ×100%



=0,128 %



5.   Earning Per Share (EPS)

Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham dalam menghasilkan laba.

Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Oleh karena itu, pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per shareEarning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.



EPS=Laba Bersih-dividen sahamjumlah rata-rata tertimbang lembar saham 

Contoh :

Perusahaan mitra mart mempunyai sebanyak 10.000 lembar saham biasanya beredar pada januari 2009. Pada tanggal 1 juli diterbitkan sebanyak 2000 lembar dan pada tanggal 1 oktober sebanyak 3000. Pada tahun 2009, laba yang diperoleh perusahaan sebesar 86,365,500 sedangkan dividen saham istimewa yang dibayarkan berjumlah 10.000.000.

Jumlah rata – rata terimbang lembar saham 

Bulan

Jumlah Saham

Proporsi

Rata – Rata Tertimbang

1 Januari – 30 Juni

10.000

6 bulan/12 bulan

5000

1 Juli – 31 september 

2000

3 bulan/12 bulan

500

1 Oktober – 30 Desember

3000

3 bulan/12 bulan

750

Jumlah rata – rata tertimbang

2,066



EPS=86,365,500-10,000,0002,066

=36,962

3.          Rasio Aktivitas

Adalah rasio yang menunjukkan keefektifan sebuah perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa efisien perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Rasio Aktivitas terdir dari :

a.    Perputaran piutang

kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu

                  Rumus :

 

Penjualan Kredit

=........X

Piutang rata-rata



Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang. Penurunan rasio ini dapat di sebabkan oleh faktor sebagai berikut :

  • Turunnya penjualan dan naiknya piutang
  •  Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar.
  • Naiknya penjualan diikuti naIknya piutang dalam jumlah yang lebih besar.
  • Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
  • Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah



b.   Days of Receivable

        Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang.

    Rumus :

Piutang rata-rata x 360 hari

=........X

Penjualan kredit



Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan  tidak tertagihnya piutang



c.    Perputaran Persediaan

kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam periiode  tertentu.

      Rumus :

Harga Pokok Penjualan

=........X

Persediaan rata-rata



Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam persediaan semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over stock dalam persediaan.



d.   Days Of Inventory

Periode rata-rata persediaan berada digudang

Rumus :

Persediaan rata-rata x 360 hari

=........X

Harga Pokok Penjualan



Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan persediaan berada digudang.



e.    Perputaran Modal Kerja

Kemampuan modal kerja netto berputar dalam satu periode tertentu ( Siklus kas dari perusahaan )

Rumus :

Penjualan

=........X

Aktiva Lancar - Hutang lancar



4.          Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya saat ditagih. Dengan kata lain, bank dapat membayar kembali pencairan dana pada deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Makin besar rasio, makin likuid.

     Untuk melakukan pengukuran rasio ini, terdapat beberapa jenis rasio yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas adalah sebagai berikut.

  1. Quick Ratio

Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan, dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh bank.

Rumus untuk mencari Quick Ratio adalah sebagai berikut.

Quick Ratio = Cash AssetsTotal Deposit×100%

Untuk mencari besarnya Quick ratio dapat kita gunakan contoh neraca sebagai berikut.

a.           Cash Assets:

·       Kas                     Rp   45.000.000,00

·       Giro pada Bank Indonesia            Rp 320.000.000,00

·       Giro pada Bank lain            Rp 110.000.000,00

·       Aktiva likuid dalam valuta asing        Rp 330.000.000,00

                                        

Jumlah cash asset                 Rp 806.000.000,00


b.   Deposit:

·       Giro                    Rp    835.000.000,00

·       Tabungan                     Rp    150.000.000,00

·       Deposito berjangka            Rp    340.500.000,00


Jumlah deposit                Rp 1.326.250.000,00

Quick Ratio= 806.000.0001.326.250.000×100%=60,77%


2.          Investing Policy Ratio

Investing Policy Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya.

Rumus untuk untuk mencari investing policy ratio adalah bsebagai berikut:

Investing policy Ratio= SecuritiesTotal Deposit×100%

Untuk mencari besarnya investing policy ratio dapat kita gunakan contoh neraca sebagai berikut:

a.           Securities:

·       Efek-efek                    Rp      80.000.000,00

·       Deposito                    Rp    150.000.000,00


Jumlah Securities                Rp    230.000.000,00



b.   Total Deposito                    Rp 1.326.250.000,00


Investing policy Ratio= 230.000.0001.326.250.000×100%=17,34%




3.          Banking Ratio

Banking Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Makin gtinggi rasio ini, lingkat likuiditas bank makin rendah karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit makin kecil, demikian pula sebaliknya.

Rumus untuk mencari banking ratio sebagai berikut:

Banking Ratio= Total LoansTotal Deposit×100%

Untuk mencari besarnya banking ratio dapat digunakan contoh neraca sebagai berikut:

a.           Loans

·       Pinjaman yang diberikan dalam rupiah        Rp 1.250.000.000,00

·       Pinjaman dalam valuta asing            Rp    540.000.000,00


Jumlah Loans                    Rp 1.790.000.000,00



b.   Total Deposit                        Rp 1.326.250.000,00


Banking Ratio=1.790.000.0001.326.250.000×100%=135%



5.          Rasio Leverage

Rasio Solvabilitas (Rasio Leverage) adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri. Adapun jenis rasio yang umumnya digunakan adalah:

  • Debt to Asset Ratio (DAR): yaitu rasio total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rumusnya adalah total kewajiaban dibagi total aktiva.
  • Debt to Equity Ratio (DER): yaitu total kewajiban dibagi total ekuitas. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang.
  • Equity Multiplier (EM): yaitu total aktiva dibagi total ekuitas. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai berapa porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin kecil rasio ini, berarti porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga kinerjanya semakin baik, karena persentase untuk pembayaran bunga semakin kecil.
  • Interest coverage  (IC): yaitu rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam membayar biaya bunga untuk periode sekarang. Investor dan kreditor lebih menyukai rasio yang tinggi karena rasio yang tinggi menunjukkan margin keamanan dari investasi yang dilakukan. Rumusnya adalah laba sebelum pajak dan biaya bunga (EBIT) dibagi biaya bunga.

Laverage dapat diartikan sebagai gambaran kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed assets fund). Untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi para pemilik, rasio laverage menunjukkan seberapa jauh perusahaan di biayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang di gambarkan oleh modal (equity) rasio laverage atau debt ratio menurut horne dapat di ukur dengan menggunakan DER (debt to equity ratio).

Dimana rumus debt equity ratio (DER) sebagai berikut:

DER =TOTAL DEBTTOTAL EQUITY X 100%

DER mengukur perbandingan antara dana yang di sediakan oleh pemilik atau manajemen perusahaan yang berasal dari kreditur perusahaan hal ini akan mengakibatkan terjadinya:

  1. Para kreditur akan melihat modal sendiri perusahaan atau dana yang di sediakan pemilik untuk menentukan besarnya safety margin, artinya jika pemilik hanya mengandalkan sebagian kecil dari sluruh pembiayaan,maka perusahaan akan di tanggung oleh kreditur
  2. Dengan mencari dana yang berasal dari hutang,pemilik memperoleh manfaat dalam mempertahankan kendali perusahaan dengan investasi yang terbatas.
  3. Jika perusahaan memperoleh hasil yang lebih besar dari pada dana yang di pinjam maka hasil pengembalian untuk para pemilik saham meningkat.

DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi suatu kewajibannya,yang di tunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang di gunakan untuk membayar hutang.peningkatan hutang akan mengakibatkan tingginya rasio DER.hal ini berarti semakin besar pula beban bunga yang harus di bayar perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang di terima,dengan melakukan analisis rasio laverage yang menggunakan debt to equity ratio (DER) dapat di lihat apakah proporsi penggunaan hutang yang semakin besar dapat meningkatkan harga saham atau penurunan penggunaan hutang dapat meningkatkan harga sahamnya.

C.   Kesimpulan

  • Rasio profitabilitas adalah Yaitu Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
  • Rasio aktivitas Adalah rasio yang menunjukkan keefektifan sebuah perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa efisien perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan.
  • Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi atau kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kewajiban finansiilnya pada saat ditagih.
  • Rasio Leverage adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri.



Daftar Pustaka

Bambang Wahyudiono. “Mudah Membaca Laporan Keuangan”. Jakarta : Raih Asa Sukses

D, Dwiprastowo dan Rifka Juliaty, Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi, (Yogyakarta: AkademiManajemen Perusahaan YKPN, 2002)

Irham Fahmi, Analisis Kinerja Keuangan: Panduan bagi Akademisi, Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan, (Bandung: Alvabeta, 2012

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011

Sutan Emir Hidayat dan Muhamad Abduh, “Does Financial Crisis Give Impact on Bahrain Islamic Banking Performance? A Panel Regression Analysis”, International Journal of Economics and Finance, Vol .4, No. 7, July 2012

Anonim. http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html diakses 21 Maret 2016 pukul 19.24

http://ekonomi.kabo.biz/2012/03/rasio-solvabilitas-rasio-leverage.html diakses 20 Maret 2016 pukul 15:25


Comments

Popular Posts